Sumber : www.unsplash.com
Gagguan makan dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai rentang usia, ras dan etnik, berat badan serta jenis kelamin. Namun, remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan megalami ganggguan makan dikarenakan adanya perkembangan sosial media yang berisi konten mengenai bentuk tubuh dan standar kecantikan (1). Konten tersebut menjadi salah satu pemicu dari gangguan makan karena membuat remaja terobesi untuk menjadi kurus agar terlihat cantik.
Terdapat 3 gangguan makan yang paling umum terjadi pada remaja(2):
- Anoreksia Nervosa (AN)
Anoreksia Nervosa atau biasa disebut AN merupakan suatu kondisi dimana seseorang menghindari makanan atau makan makanan tertentu dengan jumlah yang sangat sedikit. Seseorang yang mengalami gangguan ini juga memiliki kemungkinan untuk selalu menimbang berat badannya secara terus-menerus. Walaupun berat badan mereka sangat kurus, penderita AN tetap akan melihat dirinya sebagai seseorang yang gemuk.
- Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa adalah keadaan dimana seseorang mengalami episode makan dengan jumlah yang sangat banyak secara berulang yang diikuti dengan kegiatan mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsi untuk mencegah kenaikan berat badan. Kegiatan tersebut antara lain adalah memuntahkan dengan paksa, penggunaan obat pencahar atau diuretik secara berlebih, puasa, olahraga berlebih, atau kombinasi dari perilaku tersebut.
- Binge Eating Disorders
Binge eating disorders merupakan suatu kondisi dimana seseorang kehilangan kontrol atas perilaku makannya dan memiliki episode makan dengan jumlah yang tidak biasa atau jumlah besar secara berulang. Hal yang membedakan gangguan ini dengan bulimia nervosa adalah tidak adanya kegiatan kompensasi berupa muntah, olahraga berlebih, atau puasa setelah mengonsumsi makanan dalam jumlah besar pada penderita binge eating disorders.
Gangguan makan ini dapat memberikan dampak kesehatan yang serius, seperti :
- Status Gizi
Dampak utama dari gangguan makan adalah status gizi yang disebabkan oleh adanya penurunan maupun peningkatan berat badan yang dipengaruhi oleh asupan makan pada pederita gangguan makan. Penderita AN cenderung mengalami penurunan asupan makan yang akhirnya berdampak kepada penurunan berat badan yang ekstrim dan menyebabkan status gizi kurang. Sedangkan untuk penderita binge eating disorder cenderung mengalami obesitas yang disebabkan karena adanya peningkatan asupan makan(3).
- Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu penyakit yang umum dialami oleh penderita gangguan makan, terutama penderita AN(4). Hal ini disebabkan karena penderita gangguan makan mengalami malnutrisi serta kekurangan vitamin dan mineral terutama zat besi.
- Penyakit Jantung
Penderita gangguan makan memiliki risiko yang tinggi mengalami penyakit gagal jantung. Perilaku seperti berulang kali muntah, menggunakan obat pencahar atau memiliki kebiasaan binge eating sangat rentan mengalami gagal jantung(5). Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut dapat membuat kadar elektrolit tubuh tidak seimbang yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau gagal jantung.
Namun, gangguan makan ini masih dapat diatasi dengan cara melakukan hal-hal berikut ini(2):
- Memberikan Dukungan
Dukungandari orang terdekat seperti anggota keluarga dapat meningkatkan hasil dari pemulihan pada remaja. Anggota keluarga juga dapat mendorong seseorang dengan gangguan makan untuk mencari pertolongan kepada tenaga medis.
- Memberikan Pemahaman Terkait Perilaku Makan yang Sehat
Memberikan informasi terkait pedoman gizi seimbang dan membantu menerapkan pedoman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan untuk tidak mengonsumsi makanan secara berlebih ataupun terlalu membatasi asupan makan melainkan mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan asupan harian.
- Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Citra Tubuh
Menjelaskan bahwa semua informasi yang ada di sosial media belum tentu benar, terutama terkait bentuk tubuh. Memberikan informasi yang tepat terkait citra tubuh dengan meningkatkan kepercayaan diri. Serta memberikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda.
Gangguan makan merupakan masalah yang serius yang apabila tidak ditanggapi dengan baik akan berdampak kepada kesehatan, terutama status gizi. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami gejala gangguan makan sebaiknya mencari pertolongan kepada tenaga medis untuk penanganan yang tepat.
Ditulis oleh:
Siti Maulidina Tasya S.Gz (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia), Besti Verawati, S.Gz., M.Si (Univeritas Pahlawan Tuanku Tambusai)
Referensi
1. Gangguan Makan pada Remaja Dipengaruhi Oleh Media Sosial. Tunga, Tezsa Leonyka Esther. 1, s.l. : Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 2022, Vol. 11. 2654-4563.
2. Eating Disorders: About More Than Food. s.l. : National Institute of Mental Health, 2021.
3. Obesity and Eating Disorders in Children and Adolescents: The. Stella Stabouli, Serap Erdine, Lagle Suurorg, Augustina Jankauskiene, Empar Lurbe. s.l. : Nutrients, 2021, Vol. 13.
4. Anemia in Anorexia Nervosa:. Gregor Mamou, Aline Sider, Didier Bouscary, Marie Rose Moro, Corinne Blanchet-Collet. 1, s.l. : Journal of Human Nutrition & Food Science, 2016, Vol. 4. 2333-6706.
5. Eating Disorders in Adolescence and Their Implications. 3, s.l. : Japan Medical Association Journal, 2005, Vol. 48.